Gulung Tikar Massal di Marketplace
A True Story "Curhat teman-teman saya"
Di masa-masa sekarang ini siapa sih yang gak kenal sama "marketplace?" Ribuan orang berkecimpung di dalam nya baik yang bekerja untuk marketplace tersebut, sebagai partner, ataupun penjual, bagaimana tidak, pasalnya hampir semua produk ada di sana. Kalau dari pengguna mungkin ada ratusan ribu atau jutaan orang. Minimal emak-emak kita kalaupun kaku nyebut marketplace mereka akan menyebut dengan "beli di onlen"
Tumbuhnya marketplace membuka pintu-pintu yang tadinya tertutup di era jualan konvensional, membuka banyak lapangan pekerjaan, banyak bermunculan ekspedisi baru dengan konsep baru, menjalin kerjasama dengan ekspedisi/pengiriman termasuk di dalam nya ojol. Dari sana ekonomi yang tadinya lemes-lemes benar-benar berputar, kencang bahkan. Hampir semua sektor "tertarik" masuk ke dalam pusarannya bahkan di masa pandemi seperti ini. Investor masuk, perusahaan keuangan masuk, iklan-iklan mulai bergairah masuk di dalamnya, baik media, billboard, endors sosial media, buzzer, kantor2 design larut di dalam pusaran marketplace, kalau mendengar cerita dari kawan atau kenalan seolah ada saja order dari pusaran marketplace untuk membuat dapur ngebul. Sebuah era yang sangat-sangat kondusif untuk semua yang terlibat.
Penjual/pedagang menjadi jauh lebih mudah memasarkan produk nya, memudahkan penjualan karena produknya gampang di cari dan dipahami, dengan foto menarik dan deskripsi yang jelas calon pembeli tidak harus malu udah nanya-nanya tapi gak jadi beli seperti dulu, cukup lihat dan baca, tidak pelu juga pergi keluar rumah, cukup punya keinginan/ketertarikan dengan produk apa lalu ketik di kolom pencarian, "sim salabim" langsung muncul semua produk yang punya hubungan dengan kata kunci pencarian, yang tadinya mau beli produk "A" sekalian beli produk pendukungnya. Lebih hebatnya lagi terdapat fitur ulasan dan rating, sehingga calon pembeli dengan mudah mengetahui reputasi penjual dan produknya. Pembeli masih belum tertarik? tenang saja masih ada senjata pamungkas berupa voucher diskon atau cashback yang bisa dibelanjakan atau potongan biaya pengiriman.
Di awal era kemunculan marketplace banyak pedagang konvensional yang enggan untuk bergabung karena merasa insecure atas sistem yang dibangun marketplace, namun lama kelamaan dengan semakin banyak partner dan perusahaan besar terpercaya yang bergabung akirnya para pedagang mau tidak mau mengikuti arus, mulai terbuka wawasannya di "sini" lah sekarang berjualan. Sampai akirnya hampir semua pedagang masuk, lebih mudah menyebutkan produk yang tidak ada daripada yang ada di marketplace bahkan termasuk penjual jasa.
Ironis nya hanya perlu 1 kunci master untuk menghidupkan seleksi alam marketplace yaitu "perang harga". Dengan konsep berdagang di marketplace semua pedagang terjerat di jaring yang sama. Tidak perlu menunggu waktu lama satu persatu pedagang mulai goyang. Mulai lah bermunculan produk kelas 2 alias barang kw dan ada lagi kw dari kw. WOW! 😅😅. Satu peribahasa yang selalu relevan sampai kapanpun adalah Diatas Langit masih ada Langit, saat perang harga sedang memanas mereka yang punya unlimited modal dengan mudah menguasai pasar baik secara resmi melalui akun official store atau pedagang biasa saja. Sebut saja, sebuah produk brand "A" sedang hot muncul dijual dengan Rp. 50.000 lalu entah siapa yang memulai menjual dengan harga Rp. 49.500 dan seterusnya sampai di bulan ke-3 kita bisa menemui harga paling murah di angka Rp. 24.500. Di saat itulah muncul unlimited modal menjual barang dengan harga Rp. 20.000 plus gimmick gratis sesuatu, selesai sudah. Penjual yang masih punya sisa stok dengan modal Rp. 20.000 cuman bisa pasrah dengan reputasi yang sudah dibangun, kalau bagus ya satu-dua pembeli masih melakukan pembelian atau repeat order, kalau yg reputasinya lemes ya lemes saja sudah.
Tentu saja pihak marketplace tidak tinggal diam, mulai ditawarkan win-win solution dengan cara iklan lokal, penjual membayar iklan agar produk nya yang sudah kalah harga tetap bisa tampil di halaman pertama pencarian, kalau tidak ya sudah sedih saja lihat produk nya ada di halaman no 116 😁. Di saat itu pedagang mulai berpikir maju tatu mundur ajur *bahasa jawa. Mau balik jualan kaya dulu ya udah gak bisa, lebih dari separo calon pembeli sudah kecanduan dengan cara berbelanja seperti ini, saving time, money, and gas. And gulung tikar rame-rame.
MENERIMA JASA PEMBUATAN TOTEM SIGN SEPERTI:TOTEM SIGN BANK,TOTEM SIGN RUMAH SAKIT,TOTEM SIGN HOTEL,TOTEM SIGN KLINIK KESEHATAN ATAU KECANTIKAN,TOTEM SIGN SPBU,TOTEM SIGN PLN,TOTEM SIGN MALL, TOTEM SIGN OFFICE ATAU KANTOR,TOTEM SIGN SHOWROOM,DLL.SILAHKAN HUBUNGI KE NOMOR 081112520824
BalasHapus